Pujawali Ageng/Nyatur Pura Penataran Agung Dalem Dimade, Desa Adat Guliang Kangin, ring Anggara Kliwon Prangbakat, 31 Oktober 2023. Rangkaian Pujawali Nyatur, Pura Penataran Agung Dalem Dimade, Guliang Kangin : Ida Bhatara Masucian, 30 Oktober 2023, Ida Bhatara Masineb, Jumat 3 Nopember 2023 Selamat Datang, selamat berkunjung di Website Desa Adat Guliang Kangin. Media Informasi dan Komunikasi Aktifitas Desa Adat Guliang Kangin

Artikel

Makna Penggunaan Benang saat Upacara

18 November 2015 17:00:00  Administrator  7.025 Kali Dibaca  Tradisi dan Budaya

Seringkali kita menemukan penggunaan benang pada beberapa upacara agama Hindu khususnya di Bali. Penggunaan benang sebagai simbol suci tali pengikat dalam proses kehidupan yang ada pada upacara yadnya dan tetandingan banten. Benang-Benang yang biasanya digunakan pada upacara yadnya ialah sebagai berikut :

  1. Benang Putih. yang biasanya digunakan saat otonan dan diikatkan pada pergelangan tangan sebagai simbol agar hati kita selalu di jalan yang lurus/benar dalam kehidupan ini. Sedangkan penggunaan benang Putih pada saat mabeakala saat upacara pawiwahan, benang papegat yang berwarna putih sebagai simbol dari lapisan kehidupan, berarti sang pengantin telah siap untuk meningkatkan alam kehidupannya menuju Grehasta Asrama (berkeluarga).
  2. Benang Tri Datu, sebagai simbol ikatan akan tiga perjalanan hidup di dunia ini yang disebut Tri Kona (Lahir, Hidup & Mati). Benang Tri Datu juga sebagai lambang Kesucian Tuhan dalam manifestasinya sebagai Brahma (pencipta), Wisnu(pemelihara), dan Dewa Siwa (pelebur).
  3. Benang Tatebus, filosofi penggunaan benang tetebus dalam upakara yadnya adalah jika kita mengerjakan sesuatu hendaknyalah dilakukan sampai tuntas, bagaikan memilin benang tetebus yang bercerai-berai dan kita diwajibkan untuk mempersatukan dan menjadikan benang tersebut menjadi satu-kesatuan.
    Benang tetebus ini digunakan sebagai simbol dari beberapa upacara yadnya dan tetandingan banten seperti disebutkan :
    Pada tetandingan banten pengladagan dedari dalam upacara pagedong gedongan menggunakan tetebus putih kuning.
    Banten sesayut patemon mangge ring pawiwahan, sane istri (perempuan) menggunakan tatebus barak sedangkan sane lanang (laki-laki) menggunakan tatebus putih, tetapi untuk Tatebasan bayakala pakala – kalanan menggunakan benang tatebus putih.
    Sesayut purna asihnya ngangge tatebus item dan kuning.
    Tatebus untuk tatebasan / sesayut dharmaning angekeb sari manut ring warnaning tumpeng.
    Sesayut sugih rendah rikala negteg Pulu menggunakan tatebus putih.
    Ring pengekeban, sesayut dreaman angopti sari menggunakan tatebus item dan kuning.
  4. Benang Selem, yang berwarna hitam dalam upacara pagedong – gedongan pinaka penuntun hidup.
  5. Benang Tukelan, ada pada daksina lambang naga dalam proses pemutaran mandara giri untuk mencari tirta amertha sebagai alat/media penghubung antara pemuja dan yang dipuja.
  6. Benang, pis bolong, nasi aon (nasi dicampur abu gosok) dan porosan dalam banten penyeneng berfungsi sebagai alat untuk nuntun.
    Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang tepat atau kurang lengkap. Mohon dikoreksi bersama. Suksma…

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Aparatur Desa Adat

Back Next

 Chanel Youtube

Chanel Youtube

 Arsip Artikel

 Agenda

Belum ada agenda

 Sinergi Program

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Lokasi Kantor


Alamat : Jalan Raya Kembengan - Bangli
Desa Adat : Guliang Kangin
Kecamatan : Bangli
Kabupaten : Bangli
Kodepos : 83355
Telepon :
Email :

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:128
    Kemarin:1.106
    Total Pengunjung:919.215
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:3.15.235.196
    Browser:Mozilla 5.0